(Tugas 2) Pengertian Dan Contoh Batch System, Critical Section, Process Control Block, Distributed Processing, Handheld, Thread
Posted by : Unknown
Rabu, 24 Oktober 2018
A. BATCH SYSTEM
Batch system dikenalkan pada generasi kedua (1955-1965).
Batch sistem adalah suatu teknik pengurutan kerja secara otomatis untuk
menghindari waktu menganggurnya CPU. Tugas ini dikerjakan dalam satu rangkaian,
lalu dieksekusi secara berurutan. Pada generasi ini sistem komputer belum
dilengkapi sistem operasi, tetapi beberapa fungsi sistem operasi telah ada,
contohnya fungsi sistem operasi ialah FMS dan IBSYS.
Bentuk bentuk dari
Batch System
- Multi-programming adalah salah satu teknik penjadwalan dimana tugas (task) yang sedang berjalan tetap berjalan sampai ia melakukan operasi yang membutuhkan waktu untuk menunggu respon dari luar (external event), misalnya membaca data dari disket/CD/dsb, atau sampai komputer memaksa untuk menukar tugas yang sedang berjalan dengan tugas lainnya. Sistem operasi yang yang menggunakan multi-program sebagai scheduler-nya bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan CPU.
- Multiprocessing adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang merujuk kepada kemampuan pemrosesan komputer yang dilakukan secara serentak. Hal ini dimungkinkan dengan menggunakan dua CPU atau lebih dalam sebuah sistem komputer. Istilah ini juga dapat merujuk kepada dukungan sebuah sistem untuk mendukung lebih dari satu prosesor dan mengalokasikan tugas kepada prosesor-prosesor tersebut.
B. CRITICAL SECTION
Critical Section adalah bagian dari suatu proses yang akan
melakukan akses dan manipulasi data. Ketika sebuah proses
sedang dijalankan dalam critical section nya, tidak ada proses lain yang
boleh dijalankan dalam critical section tersebut, karena akan
menyebabkan keadaan mutually exclusive.
Mutually exclusive yakni keadaan terjadinya akses
resources yang sama di saat yang bersamaan. Mutually exclusive memerlukan kondisi
tertentu agar dapat terpenuhi.
Critical section biasanya digunakan saat program multithreading,
dimana program tersebut terdiri dari banyak thread, akan mengubah nilai dari
variabel. Dalam hal ini critical section diperlukan untuk melindungi
variabel dari concurrent access (pengaksesan program di saat yang bersamaan)
yang dapat membuat nilai dari variabel tersebut menjadi tidak konsisten.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa proses dapat bekerja
sendiri (independent process) dan juga dapat bekerja bersama
proses-proses yang lain (cooperating process). Pada umumnya ketika
proses saling bekerjasama (cooperating process) maka proses-proses
tersebut akan saling berbagi data. Pada saat proses-proses berbagi data, ada
kemungkinan bahwa data yang dibagi secara bersama itu akan menjadi tidak
konsisten dikarenakan
adanya kemungkinan proses-proses tersebut melakukan akses
secara bersamaan yang menyebabkan data tersebut berubah, hal ini dikenal dengan
istilah Race Condition.
Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang tepat untuk
menghindari munculnya Race Condition. Solusi tersebut harus memenuhi
ketiga syarat berikut:
- Mutual Exclusion
- Progress
- Bounded Waiting
Ada dua jenis solusi untuk memecahkan masalah critical
section, yaitu.
- Solusi Perangkat Lunak. Solusi ini menggunakan algoritma-algoritma untuk mengatasi masalah critical section.
- Solusi Perangkat Keras. Solusi ini tergantung pada beberapa instruksi mesin tertentu, misalnya dengan me-non-aktifkan interupsi, mengunci suatu variabel tertentu atau menggunakan instruksi level mesin seperti tes dan set.
Berikut ini algoritma-algoritma yang digunakan untuk
mengatasi masalah critical section:
1.
Algoritma
I
Algoritma I memberikan giliran kepada setiap proses untuk
memproses critical section-nya secara bergantian.
Asumsi yang digunakan disini setiap proses secara bergantian
memasuki critical section-nya.
Statement while(turn != 4) akan memeriksa apakah pada saat
itu proses 4 mendapatkan turn, jika tidak maka proses 4 akan busy waiting(lihat
kembali bahwa printah while diakhiri dengan “;”). Jika ternyata pada saat itu
merupakan giliran proses 4 maka proses 4 akan mengerjakan critical section-nya.
Sampai sini jelas terlihat bahwa mutex terpenuhi! Proses yang tidak mendapatkan
turn tidak akan dapat mengerjakan critical section-nya dan turn hanya akan
diberikan pada satu proses saja.
Setelah proses 4 selesai mengerjakan critical section maka
turn diberikan pada proses lainnya (turn= j, j merupakan proses selanjutnya
yang dapat mengerjakan critical section). Setelah turn-nya diberikan kepada
proses lain, proses 4 akan mengerjakan remainder section. Disini
jelas terlihat bahwa syarat bounded waiting jelas terpenuhi. Ingat asumsi yang
digunakan dalam algoritma ini adalah setiap proses secar bergantian memasuki
critical section-nya, jika pada saat itu proses 4 ternyata belum mau
mengerjakan critical section-nya maka proses ke-j tidak akan mendapatkan
kesempatan untuk mengerjakan critical section walau saat itu sebenarnya proses
ke-j akan memasuki critical section. Artinya syarat progress tidak terpenuhi
pada algoritma ini.
2.
Algoritma II
Masalah yang terjadi pada algoritma 1 ialah ketika di entry
section terdapat sebuah proses yang ingin masuk ke critical section, sementara
di critical section sendiri tidak ada proses yang sedang berjalan, tetapi
proses yang ada di entry section tadi tidak bisa masuk ke critical section. Hal
ini terjadi karena giliran untuk memasuki critical section adalah giliran
proses yg lain sementara proses tersebut masih berada di remainder section.
Untuk mengatasi masalah ini maka dapat diatasi dengan merubah variabel trun
pada algoritma pertama dengan array
Boolean flag [2];
Elemen array diinisialisasi false. Jika flag[i] true, nilai
tersebut menandakan bahwa Pi ready untuk memasuki critical section. Pada algoritma
ini. hal pertama yang dilakukan ialah mengeset proses Pi dengan nilai True, ini
menandakan bahwa Pi ready untuk masuk ke critical section. kemudian, Pi
memeriksa apakah Pj
tidak ready untuk memasukui critical section. Jika Pj ready,
maka Pi menunggu sampai Pj keluar dari critical section (flag[j] bernilai
false). Ketika keluar dari critcal section, Pi harus merubah nilai flag[i]
menjadi false agar prores lain dapat memasuki critical section.
Contoh:
Pada algoritma ini, kriteria Mutual-exclusion terpenuhi,
tetapi tidak memenuhi kriteria
progress. Ilustrasinya seperti di bawah ini.
T0 : Po set flag [0] = true
T1 : Po set flag [1] = true
Dari ilustrasi diatas terlihat bahwa algoritma ini
memungkinkan terjadinya nilai true untuk kedua proses, akibatnya tidak ada
proses yang akan berhasil memasuki critical section.
Jadi untuk algoritma 2 masih terdapat kelemahan, seperti
yang terjadi di atas.
3.
Algoritma III
Idenya berasal dari algoritma 1 dan 2. Algoritma 3 mengatasi
kelemahan pada algoritma 1 dan 2 sehingga progres yang diperlukan untuk
mengatasi critical section terpenuhi.
Algoritma III ditemukan oleh G.L. Petterson pada tahun 1981
dan dikenal juga sebagai Algoritma Petterson. Petterson menemukan cara yang
sederhana untuk mengatur proses agar memenuhi mutual exclusion.
Algoritma ini adalah solusi untuk memecahkan masalah critical section
pada dua proses. Ide dari algoritma ini adalah menggabungkan variabel yang di- sharing
pada Algoritma I dan Algoritma II, yaitu variabel turn dan variabel flag.
Sama seperti pada Algoritma I dan II, variabel turn menunjukkan giliran
proses mana yang diperbolehkan memasuki critical section dan variabel flag
menunjukkan apakah suatu proses membutuhkan akses ke critical section
atau tidak.
Awalnya flag untuk kedua proses diinisialisai
bernilai false, yang artinya kedua proses tersebut tidak membutuhkan
akses ke critical section. Kemudian jika suatu proses ingin memasuki critical
section, ia akan mengubah flag-nya menjadi true (memberikan
tanda bahwa ia butuh critical section) lalu proses tersebut memberikan turn
kepada lawannya. Jika lawannya tidak menginginkan critical section (flag-nya
false), maka proses tersebut dapat menggunakan critical section,
dan setelah selesai menggunakan critical section ia akan mengubah flag-nya
menjadi false. Tetapi apabila proses lawannya juga menginginkan critical
section maka proses lawan-lah yang dapat memasuki critical section,
dan proses tersebut harus menunggu sampai proses lawan menyelesaikan critical
section dan mengubah flag-nya menjadi false.
Misalkan ketika P0 membutuhkan critical section, maka
P0 akan mengubah flag[0] = true, lalu P0 mengubah turn= 1.
Jika P1 mempunyai flag[1] = false, (berapapun nilai turn)
maka P0 yang dapat mengakses critical section. Namun apabila P1 juga
membutuhkan critical section, karena flag[1] = true dan turn=
1, maka P1 yang dapat memasuki critical section dan P0 harus menunggu
sampai P1 menyelesaikan critical section dan mengubah flag[1] = false,
setelah itu barulah P0 dapat mengakses critical section.
Bagaimana bila kedua proses membutuhkan critical section
secara bersamaan? Proses mana yang dapat mengakses critical section
terlebih dahulu? Apabila kedua proses (P0 dan P1) datang bersamaan, kedua
proses akan menset masing-masing flag menjadi true (flag[0]
= true dan flag[1] = true), dalam kondisi ini P0 dapat
mengubah turn = 1 dan P1 juga dapat mengubah turn = 0. Proses yang dapat
mengakses critical section terlebih dahulu adalah proses yang terlebih
dahulu mengubah turn menjadi turn lawannya. Misalkan P0 terlebih dahulu
mengubah turn= 1, lalu P1 akan mengubah turn= 0, karena turn
yang terakhir adalah 0 maka P0-lah yang dapat mengakses critical section
terlebih dahulu dan P1 harus menunggu.
Algoritma III memenuhi ketiga syarat yang dibutuhkan. Syarat
progress dan bounded waiting yang tidak dipenuhi pada Algoritma I
dan II dapat dipenuhi oleh algoritma ini karena ketika ada proses yang ingin
mengakses critical section dan tidak ada yang menggunakan critical
section maka dapat dipastikan ada proses yang bisa menggunakan critical
section, dan proses tidak perlu menunggu selamanya untuk dapat masuk ke critical
section.
4.
Algoritma Tukang Roti
Algoritma ini didasarkan pada algoritma penjadwalan yang
biasanya digunakan oleh tukang roti, dimana urutan pelayanan ditentukan dalam
situasi yang sangat sibuk. Algoritma ini dapat digunakan untuk memecahkan
masalah critical section untuk n buah proses, yang diilustrasikan dengan
n buah pelanggan. Ketika memasuki toko, setiap pelanggan menerima
sebuah nomor. Sayangnya, algoritma tukang roti ini tidak
dapat menjamin bahwa dua proses (dua pelanggan) tidak akan menerima nomor yang
sama. Dalam kasus di mana dua proses menerima nomor yang sama, maka proses
dengan nomor ID terkecil yang akan dilayani dahulu. Jadi, jika Pi dan Pj
menerima nomor yang sama dan i < j, maka Pi dilayani dahulu. Karena setiap
nama proses adalah unik dan berurut, maka algoritma ini dapat digunakan untuk
memecahkan masalah critical section untuk n buah proses.
Struktur data umum algoritma ini adalah
boolean choosing[n];
int number [n];
Awalnya, struktur data ini diinisialisasi masing-masing ke
false dan 0, dan menggunakan notasi berikut:
– (a, b) < (c, d) jika a < c atau jika a= c dan b <
d
– max(a0, …, an-1) adalah sebuah bilangan k, sedemikian
sehingga k >= ai untuk
setiap i= 0, …, n – 1
setiap i= 0, …, n – 1
Dengan demikian, diketahui bahwa Algoritma I dan II
terbukti tidak dapat memecahkan masalah critical section untuk dua proses
karena tidak memenuhi syarat progress dan bounded waiting. Algoritma yang dapat
menyelesaikan masalah critical section pada dua proses adalah Algoritma III.
Sedangkan untuk masalah critical section pada n-buah proses dapat diselesaikan
dengan menggunakan Algoritma Tukang Roti.
C. PROCESS
CONTROL BLOCK
Process Control Block adalah
informasi-informasi lain yang diperlukan SO untuk mengendalikan dan koordinasi
beragam proses aktif, termasuk ini:
- Keadaan proses: Keadaan mungkin, new ,ready ,running, waiting, halted, dan juga banyak lagi.
- Program counter: Counter mengindikasikan address dari perintah selanjutnya untuk dijalankan untuk ditambah code information pada kondisi apapun. Besertaan dengan program counter, keadaan/ status informasi harus disimpan ketika gangguan terjadi, untuk memungkinkan proses tersebut berjalan/bekerja dengan benar setelahnya.
- Informasi manajemen memori: Informasi ini dapat termasuk suatu informasi sebagai nilai dari dasardan batas register. tabel page/ halaman, atau tabel segmen tergantung pada sistem memori yangdigunakan oleh sistem operasi (ch 9).
- Informasi pencatatan: Informasi ini termasuk jumlah dari CPU dan waktu riil yang digunakan bataswaktu, jumlah akun, jumlah job atau proses, dan banyak lagi.
- Informasi status I/O: Informasi termasuk daftar dari perangkat I/O yang di gunakan pada proses ini,suatu daftar open file dan banyak lagi.
- PCB hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan/gudang untuk informasi apapun yang dapatbervariasi dari prose ke proses.proses ini.
- CPU register: Register bervariasi dalam jumlah dan jenis, tergantung pada rancangan komputer.Register tersebut termasuk accumulator, index register, stack pointer, general-puposes register.
Elemen-elemen dari PCB itu sendiri adalah :
Identifikasi Proses yaitu Identifier numerik yang
meliputi
- Identifier proses
- Identifier proses yang menciptakan
- Identifier pemakai
Informasi Status Pemroses yang meliputi
- Register-register yang terlihat pemakai yaitu Register-register yang dapat ditunjuk instruksi bahasa assembly untuk diproses pemroses
- Register-register kendali dan status yaitu Register-register yang digunakan untuk mengendalikan operasi pemroses, a.l.:
- Program counter
- PSW, dsb.
- Pointer stack yaitu Tiap proses mempunyai satu stack atau lebih. Stack digunakan untuk parameter atau alamat prosedur pemanggil dan system call. Pointer stack menunjuk posisi paling atas dari stack
Informasi Kendali Pemroses meliputi
- Informasi penjadwalan dan status yaitu Informasi-informasi yang dipakai untuk menjalankan fungsi penjadwalan a.l :
- Status proses. Mendefinisikan status proses (running,ready,block, dsb)
- Prioritas. Menjelaskan prioritas proses
- Informasi berkaitan penjadwalan. Informasi ini seperti lama menunggu, lama proses terakhir dieksekusi dsb.
- Kejadian (Event). Identitas kejadian yang ditunggu proses
- Penstrukturan data yaitu Suatu proses dapat dikaitkan dengan proses lain dalam satu antrian atau ring, atau struktur lainnya. PCB harus memiliki pointer untuk mendukung struktur ini.
- Komunikasi antar proses yaitu Beragam flag, sinyal dan pesan dapat diasosiasikan dengan komunikasi antara dua proses yang terpisah. Informasi ini disimpan dalam PCB
- Kewenangan proses yaitu Proses dapat mempunyai kewenangan berkaitan dengan memori dan tipe instruksi yang dapat dijalankan
- Manajemen memori Bagian ini berisi pointer ke tabel segmen atau page yang menyatakan memori virtual proses
- Kepemilikan dan utilisasi sumber daya yaitu Sumber daya yang dikendalikan proses harus diberi tanda, misalnya :
- Berkas yang dibuka
- Pemakaian pemroses
- Pemakaian sumberdaya lainnya
D. DISTRIBUTED PROCESSING
Pengolahan
terdistribusi (Distributed Processing) adalah frasa yang digunakan untuk
merujuk ke berbagai sistem komputer yang menggunakan lebih dari satu komputer
(atau prosesor) untuk menjalankan aplikasi. Ini termasuk pemrosesan paralel di
mana satu komputer menggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan program.
Lebih sering, bagaimanapun,
pemrosesan terdistribusi mengacu pada jaringan area lokal (LAN) yang dirancang
sehingga satu program dapat berjalan secara bersamaan di berbagai situs.
Kebanyakan sistem pemrosesan terdistribusi berisi perangkat lunak canggih yang
mendeteksi CPU idle di jaringan dan memilah program untuk menggunakannya.
Bentuk lain dari
pemrosesan terdistribusi melibatkan basis data terdistribusi. Ini adalah
basisdata tempat data disimpan di dua atau lebih sistem komputer. Sistem basis
data melacak di mana data berada sehingga sifat terdistribusi dari database
tidak jelas bagi pengguna.
Contoh dari
Distributed Data Processing System adalah: ATM, komputer yang dirancang untuk
tugas-tugas melaksanakan proyek, analisis finansial, penjadwalan waktu dan
akuntansi. Contoh lainnya, pengolahan data pada server yahoo yang tersebar hampir
di seluruh dunia secara distribusi, setiap wilayah mempunyai server
masing-masing. Seperti di indonesia mempunyai server tersendiri sehingga
pengolahan data tidak di pusat melainkan di wilayah masing-masing, dll.
E. HANDHELD
Handheld computer
adalah komputer yang cukup kecil sehingga dapat digenggam. Komputer genggam ini
dapat bekerja dengan fungsi yang hampir sama dengan komputer biasa. Meskipun
sangat mudah untuk dibawa, komputer genggam tidak dapat menggantikan komputer
biasa (PC) karena hanya memiliki keyboard dan layar yang kecil. Beberapa
produsen mencoba untuk memecahkan masalah keyboard yang terlalu kecil. Keyboard
tersebut diganti dengan electronic pen. Bagaimanapun, electronic pen ini masih
bergantung pada teknologi pengenalan tulisan tangan yang masih dalam tahap
pengembangan.
Kelebihan dari
komputer genggam ini adalah pengguna dapat menyimpan serta mengatur data dengan
lebih efisien dan akurat. Biasanya komputer genggam dilengkapi dengan teknologi
Bluetooth. Bluetooth memang tepat untuk mencetak secara nirkabel, menghubungkan
antara komputer genggam dengan mobile printer. Tidak hanya dengan printer
tetapi komputer genggam juga dapat dihubungkan dengan alat-alat lain melalui
koneksi Bluetooth.
Komputer genggam
dapat meningkatkan produktivitas pengguna dan memudahkan mereka untuk bekerja
lebih efisien. Komputer genggam yang paling banyak digunakan adalah komputer
yang khusus dirancang untuk menyediakan fungsi PIM (Personal Information
Manager), seperti kalender, agenda, dan buku alamat. Contoh system handheld
adalah Android, Symbian.
F. THREAD
Thread adalah unit dasar dari utilitas CPU. Di dalamnya
terdapat ID thread, program counter, register, dan stack. Dan saling berbagi
dengan thread lain dalam proses yang sama.
Keuntungan memakai
Thread:
* Tanggap: Multi-threading mengizinkan program untuk terus berjalan walaupun pada bagian program tersebut diblock atau sedang dalam keadaan menjalankan operasi yang lama/panjang. Contohnya multithread web browser dapat mengizinkan pengguna berinteraksi dengan suatu thread ketika suatu gambar sedang diload oleh thread yang lain.
* Tanggap: Multi-threading mengizinkan program untuk terus berjalan walaupun pada bagian program tersebut diblock atau sedang dalam keadaan menjalankan operasi yang lama/panjang. Contohnya multithread web browser dapat mengizinkan pengguna berinteraksi dengan suatu thread ketika suatu gambar sedang diload oleh thread yang lain.
* Pembagian sumber daya: Secara default, thread membagi
memori dan sumber daya dari proses. Keuntungan dari pembagian kode adalah
aplikasi mempunyai perbedaan aktifitas thread dengan alokasi.
* Ekonomis: Mengalokasikan memori dan sumber daya untuk
membuat proses itu sangat mahal. Alternatifnya thread membagi sumber daya dari
proses, Jadi lebih ekonomis.
* Pemberdayaan arsitektur multiprosesor: Keuntungann dari
multithreading dapat ditingkatkan dengan arsitektur multiprosesor, dimana
setiap thread dapat berjalan secara parallel pada prosesor yang berbeda. Pada
arsitektur prosesor tunggal, CPU biasanya berpindah-pindah antara setiap thread
dengan cepat, sehingga terdapat ilusi paralelisme, tetapi pada kenyataannya
hanya satu thread yang berjalan di setiap waktu.
Selain itu :
1. User thread adalah pengelolaan thread yang dilakukan oleh
user level (pengguna)
2. Kernel thread adalah pengelolaan thread yang dilakukan
oleh kernel komputer sehingga user tidak dapat menginterupsi.
Macam-macam Thread
Single threading : proses hanya mengeksekusi satu thread
dalam satu waktu.
Contoh program yang menggunakan thread:
berikut ini adalah contoh program yang menggunakan thread. program berikut ini adalah program simulai balapan dari 5 peserta sebanyak 2 putaran, lalu pada akhir program akan mencetak siapa juara 1, 2, dan 3. pada program berikut ini menggunakan thread sebanyak 6, yaitu 5 thread untuk peserta, yang berisi pertambahan jarak yang dicapai peserta dan status juara jika sudah mencapai finish. dan satu lagi thread untuk mencetak posisi peserta. pada fungsi print menggunakan metode clear lalu print lagi, dan seterusnya sampai kelimanya mencapai finish, agar terlihat seperti balapan sungguhan.
berikut ini adalah contoh program yang menggunakan thread. program berikut ini adalah program simulai balapan dari 5 peserta sebanyak 2 putaran, lalu pada akhir program akan mencetak siapa juara 1, 2, dan 3. pada program berikut ini menggunakan thread sebanyak 6, yaitu 5 thread untuk peserta, yang berisi pertambahan jarak yang dicapai peserta dan status juara jika sudah mencapai finish. dan satu lagi thread untuk mencetak posisi peserta. pada fungsi print menggunakan metode clear lalu print lagi, dan seterusnya sampai kelimanya mencapai finish, agar terlihat seperti balapan sungguhan.
Referensi
(Tugas 3) Data Transfer With A DMA Controller
Pengertian DMA (Direct Memory Access) DMA (Direct Memory Access) adalah suatu hardware spesial (chip) yang dapat mengontrol aliran bit da...